Di
dalam menjalani kehidupan di dunia ini, kita tidak dapat hidup sendiri,
tetapi membutuhkan bantuan dari sesama kita manusia atau lebih dikenal
dengan interaksi sosial. Saling membutuhkan satu sama lain, itulah
filosofinya. Suku Karo, salah satu suku asli di Sumatra Utara dalam
menjalani kehidupan juga memiliki filosofi tersendiri yang dikenal
dengan surat ukat yang berbunyi Endi
Enta. Ukat adalah sebuah peralatan rumah tangga Suku Karo yang
menyerupai sendok dan terbuat dari bambu. Pada ukat inilah biasanya
dituliskan kata Endi Enta dalam bentuk aksara Karo.
Surat ukat yang berbunyi endi-enta merupakan salah satu filosofi
kehidupan Suku Karo dalam berbudaya. Endi berarti memberi dan Enta
berarti meminta. Jadi Endi-Enta berarti memberi dahulu baru setelah itu
kita akan meminta atau menerima balasannya. Suatu hal yang tak mungkin jika kita
memberi secara terus menerus tanpa pernah meminta begitu juga sebaliknya. Surat ukat yang
berbunyi endi-enta merupakan falsafah hidup Suku Karo zaman dahulu
tetapi sangat sesuai dengan perkembangan kehidupan Suku Karo itu sendiri
dalam berbudaya bahkan sampai saat ini.
Mangkok lawes, Mangkok reh. Satu lagi ungkapan yang memiliki makna yang sama dengan surat ukat walau kosa katanya berbeda. Jika kita artikan satu persatu kata dalam ungkapan Mangkok lawes, Mangkok Reh, maka ungkapan tersebut akan berbunyi Mangkuk pergi, Mangkuk datang. Mangkok lawes, Mangkok reh bermakna sesuatu yang pergi pasti akan kembali atau dengan kata lain memiliki makna yang sama dengan surat ukat (memberi dahulu baru meminta).
Surat ukat (endi-enta) erat kaitannya dengan kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan Tuhan serta sesama manusia. Tuhan memberi kita kehidupan, kebutuhan yang cukup, dan lain-lain. Dilain sisi, kita juga harus memberi kepada Tuhan dalam bentuk doa, ucapan syukur, dan lain-lain. Antar sesama manusia juga begitu, kita harus saling melengkapi dan membantu sesuai dengan bunyi Surat Ukat, Endi-Enta atau Mangkok lawes, Mangkok reh.
Mangkok lawes, Mangkok reh. Satu lagi ungkapan yang memiliki makna yang sama dengan surat ukat walau kosa katanya berbeda. Jika kita artikan satu persatu kata dalam ungkapan Mangkok lawes, Mangkok Reh, maka ungkapan tersebut akan berbunyi Mangkuk pergi, Mangkuk datang. Mangkok lawes, Mangkok reh bermakna sesuatu yang pergi pasti akan kembali atau dengan kata lain memiliki makna yang sama dengan surat ukat (memberi dahulu baru meminta).
Surat ukat (endi-enta) erat kaitannya dengan kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan Tuhan serta sesama manusia. Tuhan memberi kita kehidupan, kebutuhan yang cukup, dan lain-lain. Dilain sisi, kita juga harus memberi kepada Tuhan dalam bentuk doa, ucapan syukur, dan lain-lain. Antar sesama manusia juga begitu, kita harus saling melengkapi dan membantu sesuai dengan bunyi Surat Ukat, Endi-Enta atau Mangkok lawes, Mangkok reh.