Sunday, December 1, 2013

Karo Lautan Api

Semasa SD dan SMP kita tentu sering menyanyikan lagu wajib "Halo-Halo Bandung". Lagu tersebut dengan jelas menyampaikan bahwa Kota Bandung pernah menjadi lautan Api. Ini karena penduduk kota tersebut rela membakar rumah dan harta benda yang mereka miliki dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini.

Peristiwa Bandung Lautan Api merupakan salah satu peristiwa heroik dan memilukan dalam sejarah Perjuangan bangsa Indonesia. Tapi perlu kita ketahui bahwasannya bukan hanya Kota Bandung yang pernah menjelma menjadi lautan api. Karo Gugung (Kab. karo) salah satu daerah yang berpenduduk asli Suku Karo juga pernah melakukan taktik bumi hangus yaitu dengan membakar Rumah Adat dan harta benda yang mereka miliki.


Peristiwa Karo Lautan Api terjadi saat Agresi Militer I pada tahun 1947. Agresi besar-besaran terhadap kedudukan Republik Indonesia di Sumatra Timur berawal dari mendaratnya pasukan Belanda di Pantai Cermin. Dalam waktu singkat pasukan Belanda telah sampai di Karo Gugung. Ketika itu di Merek sedang berlangsung upacara perpisahan antara Bupati Karo dan Pimpinan Pasukan Tanah Karo dengan Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta dan rombongan yang sebelumnya berkunjung ke Karo Gugung. Adapun rute yang dilalui Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta dan rombongan dalam meninggalkan Karo Gugung adalah Merek-Sidikalang-Tarutung-Sibolga-Padang Sidempuan dan sampai di Bukittinggi.
 
Ketika Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta dan rombongan dalam perjalanan menuju Bukittinggi, di Karo Gugung telah terjadi pertempuran yang hebat. Dalam pertempuran itu pasukan kita kurang memberikan perlawanan terhadap  Belanda. Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka dilaksanakanlah taktik Bumi Hangus dengan membakar habis Rumah Adat dan harta benda yang ada di lebih dari 50 desa/kota. Setelah itu rakyat dan rombongan mengungsi menuju daerah yang lebih aman.
 
Tak lama, kabar bahwa daerah yang baru saja di kunjunginya telah habis dibakar sampai juga di telinga Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta. Kabar tersebut menginspirasi Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta menulis surat kepada rakyat Suku Karo.
 
 Berikut adalah isi dari surat Drs. Mohammad Hatta

Bukittinggi 1 Januari 1948
Kepada Rakyat Tanah Karo Yang Kucintai
 
Merdeka!
Dari jauh kami memperhatikan perjuangan saudara-saudara yang begitu hebat untuk mempertahankan tanah tumpah darah kita yang suci dari serangan musuh. Kami sedih merasakan penderitaan saudara-saudara yang rumah dan kampung halaman habis terbakar dan musuh melebarkan daerah perampasan secara ganas sekalipun caese fire sudah diperintahkan oleh Dewan Keamanan UNO.
 
Tetapi sebaliknya kami merasa bangga dengan rakyat yang begitu sudi berkorban untuk mempertahankan cita-cita kemerdekaan kita.
 
Saya bangga dengan Pemuda Karo yang berjuang membela tanah air sebagai putra Indonesia sejati. Rumah yang terbakar boleh didirikan kembali, kampung yang hancur dapat dibangun lagi, tetapi kehormatan bangsa kalau sudah hilang susah menimbulkannya. Dan sangat benar pendirian saudara-saudara, biar habis segala-galanya asal kehormatan bangsa terpelihara dan cita-cita kemerdekaan tetap dibela sampai saat penghabisan. Rakyat yang begitu tekadnya tidak akan tenggelam, malahan pasti akan mencapai kemenangan cita-citanya.

Diatas kampung halaman saudara-saudara yang hangus akan bersinar kemudian cahaya kemerdekaan Indonesia dan akan tumbuh kelak bibit kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Karo, sebagai bagian daripada Rakyat Indonesia yang satu yang tak dapat di bagi-bagi.
 
Kami sudahi pujian dan berterima kasih kepada saudara-saudara dengang semboyan kita yang jitu itu : "Sekali Merdeka Tetap Merdeka".
 
Saudaramu,
 
Mohammad Hatta
Wakil Presiden RI

Berikut adalah daftar desa/kota yang dibumi hanguskan yang dikutip dari Buku Jamin Gintings : Titi Bambu. 

  1. Merdeka 
  2. Cinta Rakyat 
  3. Payung 
  4. Berastepu 
  5. Batukarang 
  6. Sarinembah 
  7. Perbesi 
  8. Kuala 
  9. Kuta Bangun 
  10. Pergendangen 
  11. Keriahen 
  12. Singgamanik 
  13. Kineppen 
  14. Munte 
  15. Suka 
  16. Seberaya 
  17. Sukanalu 
  18. Kabanjahe 
  19. Berastagi 
  20. Kacaribu 
  21. Kandibata 
  22. Laubaleng 
  23. Susuk 
  24. Tiganderket 
  25. Kutabuluh 
  26. Tanjung 
  27. Gurukinayan 
  28. Selandi 
  29. Kidupen 
  30. Gunung Manumpak 
  31. Toraja Gugung 
  32. Selakar
  33. Raya Tengah 
  34. Tiga Binanga 
  35. Ajinembah 
  36. Tiga Panah 
  37. Barus Jahe 
  38. Tiga Jumpa 
  39. Merek 
  40. Tongging 
  41. Geringging 
  42. Ergaji 
  43. Barungkersap 
  44. Tanjung Beringen 
  45. Naman 
  46. Sukandebi 
  47. Kuta Tengah 
  48. Sigarang-garang 
  49. Ndeskati 
  50. Gamber 
  51. Geruhguh 
  52. Suka Julu 
  53. Kuta Kepar 
  54. Mbangsibabi
Terakhir, saya sertakan lagu Sora Mido (youtube) yang diciptakan oleh seorang Komponis Nasional, almarhum Djaga Depari.
 
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment