Semasa SD dan SMP kita tentu sering menyanyikan lagu wajib
"Halo-Halo Bandung". Lagu tersebut dengan jelas menyampaikan bahwa Kota
Bandung pernah menjadi lautan Api. Ini karena penduduk kota tersebut
rela membakar rumah dan harta benda yang mereka miliki dalam
memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini.
Peristiwa Bandung Lautan Api merupakan salah satu peristiwa heroik dan memilukan dalam sejarah Perjuangan bangsa Indonesia. Tapi perlu kita ketahui bahwasannya bukan hanya Kota Bandung yang pernah menjelma menjadi lautan api. Karo Gugung (Kab. karo) salah satu daerah yang berpenduduk asli Suku Karo juga pernah melakukan taktik bumi hangus yaitu dengan membakar Rumah Adat dan harta benda yang mereka miliki.
Peristiwa Karo Lautan Api terjadi saat Agresi Militer I pada tahun 1947. Agresi besar-besaran terhadap kedudukan Republik Indonesia di Sumatra Timur berawal dari mendaratnya pasukan Belanda di Pantai Cermin. Dalam waktu singkat pasukan Belanda telah sampai di Karo Gugung. Ketika itu di Merek sedang berlangsung upacara perpisahan antara Bupati Karo dan Pimpinan Pasukan Tanah Karo dengan Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta dan rombongan yang sebelumnya berkunjung ke Karo Gugung. Adapun rute yang dilalui Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta dan rombongan dalam meninggalkan Karo Gugung adalah Merek-Sidikalang-Tarutung-Sibolga-Padang Sidempuan dan sampai di Bukittinggi.
Ketika Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta dan rombongan dalam
perjalanan menuju Bukittinggi, di Karo Gugung telah terjadi pertempuran
yang hebat. Dalam pertempuran itu pasukan kita kurang memberikan perlawanan terhadap Belanda. Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka dilaksanakanlah taktik
Bumi Hangus dengan membakar habis Rumah Adat dan harta benda yang ada
di lebih dari 50 desa/kota. Setelah itu rakyat dan rombongan mengungsi
menuju daerah yang lebih aman.
Tak lama, kabar bahwa daerah yang baru saja di kunjunginya telah
habis dibakar sampai juga di telinga Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta.
Kabar tersebut menginspirasi Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta menulis
surat kepada rakyat Suku Karo.
Berikut adalah isi dari surat Drs. Mohammad Hatta
Bukittinggi 1 Januari
1948
Kepada Rakyat Tanah Karo Yang Kucintai
Merdeka!
Dari jauh kami memperhatikan perjuangan saudara-saudara yang
begitu hebat untuk mempertahankan tanah tumpah darah kita yang suci dari
serangan musuh. Kami sedih merasakan penderitaan saudara-saudara yang
rumah dan kampung halaman habis terbakar dan musuh melebarkan daerah
perampasan secara ganas sekalipun caese fire sudah diperintahkan oleh
Dewan Keamanan UNO.
Tetapi sebaliknya kami merasa bangga dengan rakyat yang begitu sudi berkorban untuk mempertahankan cita-cita kemerdekaan kita.
Saya bangga dengan Pemuda Karo yang berjuang membela tanah air
sebagai putra Indonesia sejati. Rumah yang terbakar boleh didirikan
kembali, kampung yang hancur dapat dibangun lagi, tetapi kehormatan
bangsa kalau sudah hilang susah menimbulkannya. Dan sangat benar
pendirian saudara-saudara, biar habis segala-galanya asal kehormatan
bangsa terpelihara dan cita-cita kemerdekaan tetap dibela sampai saat
penghabisan. Rakyat yang begitu tekadnya tidak akan tenggelam, malahan
pasti akan mencapai kemenangan cita-citanya.
Diatas kampung halaman saudara-saudara yang hangus akan bersinar kemudian cahaya kemerdekaan Indonesia dan akan tumbuh kelak bibit kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Karo, sebagai bagian daripada Rakyat Indonesia yang satu yang tak dapat di bagi-bagi.
Diatas kampung halaman saudara-saudara yang hangus akan bersinar kemudian cahaya kemerdekaan Indonesia dan akan tumbuh kelak bibit kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Karo, sebagai bagian daripada Rakyat Indonesia yang satu yang tak dapat di bagi-bagi.
Kami sudahi pujian dan berterima kasih kepada saudara-saudara
dengang semboyan kita yang jitu itu : "Sekali Merdeka Tetap Merdeka".
Saudaramu,
Mohammad Hatta
Wakil Presiden RI
Berikut adalah daftar desa/kota yang dibumi hanguskan yang dikutip dari Buku Jamin Gintings : Titi Bambu.
- Merdeka
- Cinta Rakyat
- Payung
- Berastepu
- Batukarang
- Sarinembah
- Perbesi
- Kuala
- Kuta Bangun
- Pergendangen
- Keriahen
- Singgamanik
- Kineppen
- Munte
- Suka
- Seberaya
- Sukanalu
- Kabanjahe
- Berastagi
- Kacaribu
- Kandibata
- Laubaleng
- Susuk
- Tiganderket
- Kutabuluh
- Tanjung
- Gurukinayan
- Selandi
- Kidupen
- Gunung Manumpak
- Toraja Gugung
- Selakar
- Raya Tengah
- Tiga Binanga
- Ajinembah
- Tiga Panah
- Barus Jahe
- Tiga Jumpa
- Merek
- Tongging
- Geringging
- Ergaji
- Barungkersap
- Tanjung Beringen
- Naman
- Sukandebi
- Kuta Tengah
- Sigarang-garang
- Ndeskati
- Gamber
- Geruhguh
- Suka Julu
- Kuta Kepar
- Mbangsibabi
Terakhir, saya sertakan lagu Sora Mido (youtube) yang diciptakan oleh seorang Komponis Nasional, almarhum Djaga Depari.