Friday, December 20, 2013

Erkiker


Suku Karo mempunyai seni mempercantik gigi yang saat ini sudah ada di dunia kedokteran yang disebut dengan Erkiker. Erkiker berasal dari kata kiker yang dalam bahasga Indonesia disebut gergaji. Jadi erkiker merupakan sebuah aktifitas suku Karo dahulu (tradisi) yang berkaitan dengan seni memotong gigi depan agar terlihat lebih indah.

Dahulu erkiker dilakukan pada anak laki-laki dan perempuan yang beranjak dewasa. Dalam pelaksanaannya, gigi bagian depan akan dipotong dengan cara mengikirnya. Saat proses pengikiran, yang bekerja adalah tukang kiker atau zaman sekarang disebut dokter gigi.

Sumber Foto: Tropenmuseum

Erkiker dilaksanakan untuk beberapa tujuan yaitu:
  1. Merapikan bentuk gigi. 
  2. Memperindah penampilan gigi.
  3. Mempercantik wajah.
Sedangkan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan Erkiker adalah:
  1. Kiker (gergaji kecil). 
  2. Air untuk kumur-kumur.
  3. Tikar untuk tempat tidur.
  4. Lap.
  5. Belo kinapur.
  6. Kapas.
  7. Baja (getah pohon baja yang dibakar dan ditampung di besi).
Adapun proses pelaksanaan Erkiker diawali dengan diserahkannya belo kinapur kepada Tukang Kiker. Lalu peralatan yang diperlukan dipersiapkan dan diletakkan di dekat tukang kiker. Laki-laki atau perempuan yang giginya akan di kiker tidur diatas tikar yang telah disiapkan. Selanjutnya erkiker pun dimulai dengan dipotongnya gigi bagian depan pasien. Saat pemotongan gigi akan berdarah dan pasien tersebut harus kumur-kumur untuk membersihkan mulutnya. Setelah proses erkiker selesai dan mulut sang pasien telah dibersihkan, maka tukang kiker akan mengoleskan baja ke permukaan gigi yang telah di kiker dengan menggunakan kapas atau langsung dengan tangannya. Selesai erkiker, tukang kiker akan diberikan upah atas jasanya yang telah memperindah gigi seorang laki-laki atau perempuan.

Tradisi Erkiker pada suku Karo ini erat kaitannya dengan Hindu. Erkiker merupakan salah satu bukti bahwa suku Karo pernah dan sampai saat ini masih ada yang berkepercayaan Hindu. Di Bali juga ada tradisi erkiker yang dinamakan dengan mapendes, mesangih atau metatah. Bedanya di Bali sampai saat ini tradisi tersebut masih dilaksanakan sedangkan di kalangan suku Karo tidak lagi.
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment