Thursday, November 28, 2013

Kuning-kuningen (Bagian 1)

Kuning-kuningen adalah aset Suku Karo dalam bentuk sastra atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai teka-teki.

1. Ndabuh dango guntar perkis. Kai?
    Jatuh kayu lapuk gempar semut. Apakah itu?
    Jawab: Kalak si nutu page i lesung (Orang yang menumbuk padi di lesung)
    Alu diibaratkan sebagai dango dan padi sebagai perkis

Ditemukan Fosil Berusia 7.400 Tahun di Aceh Tengah

 

Tim Arkeologi Balar, Medan, Sumatera Utara telah menemukan fosil kerangka manusia purba yang diperkirakan berusia 7.400 tahun di Ceruk Ujung Karang Jongok, Meluem Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah. Pj. Bupati Aceh Tengah Ir. Moh. Tanwier MM pun meminta bantuan pemerintah pusat untuk berperan serta dalam menjadikan lokasi temuan itu sebagai cagar budaya yang perlu dipelihara dan dilestarikan

Saat berkunjung ke lokasi temuan di Ceruk Ujung Karang Jongok, Meluem Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah, Kamis (14/6) siang, Pj. Bupati Moh. Tanwier menyatakan, bentuk partisipasi yang diharapkan dari pemerintah pusat sebut meliputi pembebasan lahan di sekitar lokasi tempat ditemukannya fosil, pemugaran okasi ditemukannya fosil karena temuan situs prasejarah ini, bukan hanya menjadi milik daerah semata, tapi juga merupakan asset nasional.

Tuesday, November 26, 2013

Taneh Karo Simalem

Dewasa ini, dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi kekeliruan dalam menyebutkan Taneh Karo Simalem. Dimana banyak orang termasuk generasi muda Suku Karo itu sendiri yang mengidentikkan atau hanya mengetahui bahwasannya Taneh Karo hanya sebatas Kabupaten Karo saja. Padahal jika kita berangkat menerawang masa lalu, telah ada Rumah Adat Suku Karo di daerah Langkat (Kabupaten Langkat), Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun. Khusus Kabupaten Simalungun, sampai saat ini juga masih ada Rumah Adat Suku Karo yaitu di desa (kuta) Cingkes. Adanya Rumah Adat Suku Karo ini menandakan bahwa wilayah tersebut merupakan daerah tradisional Suku Karo.

Thursday, November 21, 2013

Rumah Adat Karo dan Kekaroan

Oleh Juara R. Ginting

Di jaman Pre Kolonial, kebanyakan rumah adat Karo terdiri dari 4 jabu (rumah si empat jabu). Rumah adat yang terdiri dari 8 jabu (rumah si waluh jabu) menjadi lebih disukai di Jaman Kolonial. Namun begitu, baik di Jaman Pre Kolonial maupun di Masa Kolonial, bisa didapati rumah 4 jabu dan rumah 8 jabu. Di samping itu, ada rumah-rumah 6 jabu dan 12 jabu. Di Batukarang pernah dibangun rumah 16 jabu dan di Seberaya pernah ada rumah 24 jabu.

Penegasan Identitas Karo

Karo dan Batak! Dua suku diantara beberapa suku asli di Sumatra Utara. Kedua suku ini memiliki salam yang berbeda yaitu Mejuah-juah (salam khas Karo) dan Horas (salam khas Batak) serta sebutan daerah asal yang juga berbeda yaitu Taneh Karo Simalem (daerah suku Karo) dan Tano Batak (daerah suku Batak). Baik Karo maupun Batak adalah suku yang berdiri sendiri bukan merupakan sub-suku dari suku yang satu. Tetapi entah mengapa banyak orang (khususnya saudara kita Batak) menyatakan bahwa Karo merupakan bagian dari/sub-suku Batak. Klaim ini dibuktikan dengan banyaknya tulisan-tulisan di media khususnya internet yang menyatakan Bahwa Karo itu adalah sama dengan Batak Karo.

Tuesday, November 19, 2013

Pesan dari Sinabun(g)

Senin (18/11) pagi sekitar pukul 07.00 WIB gunung Sinabun(g) kembali meletus dan memuntahkan abu vulkanik yang lebih tinggi dari yang sudah-sudah yaitu sekitar 8.000 m ke angkasa.
Abu vulkanik dari letusan kemarin tergolong unik seoalah menyampaikan pesan kepada penduduk Kabupaten Karo untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta.

Monday, November 18, 2013

Jangan Pendam Cinta Anda


Apakah anda punya Cinta? Atau apakah anda sedang sedang Jatuh Cinta? Dua pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang umum dimana setiap orang akan merasakannya. Rasa cinta harus diutarakan kepada orang yang kita cintai. Tetapi disamping itu banyak juga orang yang tak berani mengungkapkan isi hatinya kepada si dia. Banyak alasan untuk itu, ada yang bilang takut ditolak dan lain sebagainya.

Saturday, November 16, 2013

Pa Cikang

Ibas sada wari mate me Pa Cikang. Ngandung ndeharana eme ame Cikang. Ia igelari Pa Cikang perban lalit pupusna. Lalit sima-simana. Rumahna i tepi kerangen. Perban sie lesek kal ate Nande Cikang.

Tangis me Nande Cikang, nina, "O... Bapa Cikang lamegogo....! Lawes kam, uga nari nge kuban emasta si sada karung e Bapa Cikang?"

Monday, November 11, 2013

Pusuh si Melumang

Kuja kal kudarami turang kedamen ate
Ibas termampa turang perdalan Itingndu
Bekas penadingkenndu turang si nande Biring
Serbut kegeluhen Itingndu la terturihi


Lasam kepe adi la rasam, medu aku nimai katandu
Ipersokenndu turang ateku jadi, nangdangi kena turang si nande Biring

Pengaduan Seorang Anak

Hai bung Karno!
Bapak rakyat sirulo.
Aku berteriak padamu
membangunkan dirimu.

Derita Kehidupan

Kuberlari tanpa henti
Mengejar yang tak pasti
Apakah ini yang kucari?
Derita yang tiada berarti


Semua seakan menghinaku
Tak seorangpun dipihakku
Semua seakan menyakitiku
Menusuk ke dalam relung jiwaku

Secuil Tentang Karo dan Batak

Selasa, 15 Oktober 2013 saya berangkat dari kampung menuju Medan untuk menghadiri sebuah diskusi kecil tentang Pengubahan Nama Jalan Ngumban Surbakti.
 
Karena wakunya mepet maka aku naik bus langsung untuk menghemat waktu di jalan.