Saturday, July 4, 2015

Perkembangan Suasana Dalam Diskusi Karo Bukan Batak

Suku Karo merupakan salah satu suku di Indonesia atau lebih tepatnya di  Sumatera Utara. Suku Karo merupakan sebuah suku yang berdiri sendiri dan berbeda dengan suku Batak. Tetapi masih sering disamakan oleh orang luar dan menyebut suku Karo dengan Batak Karo. Padahal sesungguhnya masyarakat suku Karo sendiri tidak mau ataupun enggan disebut dengan Batak Karo. 

Sekarang ini gerakan Karo Bukan Batak semakin sering dan ramai dibicarakan di kalangan masyarakat Karo baik itu di media online seperti facebook, twitter, maupun blog-blog yang didirikan oleh orang Karo sendiri. Selain itu gerakan Karo Bukan Batak juga sudah merambah ke dunia nyata dan menjadi pembicaraan yang menarik di kalangan masyarakat Karo. Terlebih lagi, baru-baru ini di acara “Seminar Menggali dan  Mewariskan Nilai-Nilai Heroisme dan Kejuangan di Tanah Karo” yang berlangsung di hotel Green Garden pada tanggal 07 Mei 2015 lalu, bapak Wara Sinuhaji yang menjadi salah satu narasumber di seminar itu mengangkat tema tentang Karo Bukan Batak. Adapun judul dari makalah bapak Wara Sinuhaji adalah “ Sebuah Penolakan: Karo Bukan Batak dan Batak Oorlog Adalah Perang Karo (Tanduk Benua).

Melihat perkembangan gerakan Karo Bukan Batak dari waktu ke waktu bukan tidak mungkin keinginan dan cita-cita masyarakat Karo akan segera tercapai. Keinginan untuk memperkenalkan suku Karo, bukan Batak Karo kepada masyarakat luas dan mngubah pandangan mereka terhadap Suku Karo sehingga mereka mengetahui bahwa suku Karo berbeda dengan suku Batak dan tidak dapat di samakan.

Awalnya saya sebagai penulis artikel ini mengikuti gerakan Karo Bukan Batak adalah beberapa tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2011. Tetapi sebelum itu saya sudah mulai membaca artikel-artikel yang mengangkat tema Karo Bukan Batak di dalam bahasannya dan juga mengikuti diskusi tentang Karo Bukan Batak sebagai silent reader. Oleh karena itu kepada rekan-rekan yang juga menyuarakan Karo Bukan Batak terlebih kepada rekan yang terlebih dahulu mengikutinya, jika ulasan saya kurang mengena menurut anda, saya harap anda memakluminya.

Karo Bukan Batak, pertama sekali saya mengikuti gerakan ini saya bertanya kepada diri saya sendiri, apakah saya siap untuk dicaci dan dimaki oleh para pengguna media sosial yang percaya bahwa Karo adalah Batak, terutama sahabat-sahabat dari suku Batak. Karena membutuhkan jawaban atas pertanyaan tersebut saya akhirnya memberanikan diri untuk terjun langsung ke TKP dan ikut berdiskusi mengenani tema tersebut.

Ketika itu saya perhatikan banyak postingan bernada kasar dan negatif yang dilontarkan oleh para peserta diskusi. Saya sendiri juga sempat terjebak di tengah postingan-postingan tersebut dan sempat juga melontarkan postingan yang sama dan saling menghina dengan peserta lainnya. Tetapi semakin lama saya ikut berdiskusi dengan pribadi-pribadi yang memiliki latar belakang dan karakter yang berbeda, saya semakin dapat mngontrol emosi dalam berlangsungnya diskusi di sosial media.

Pada tahun 2011 dan 2012 saya melihat peserta diskusi dengan mudahnya melontarkan kata kasar dan berujung makian termasuk saya sendiri. Setiap ada diskusi mengenai tema Karo Bukan Batak, sering sekali terjadi keributan dan suasana menjadi tidak kondusif. Tidak jarang juga keributan tersebut berujung pada keputusan admin untuk mengeluarkan akun yang memulai keributan dari grup yang bersangkutan. 

Selain itu saya juga melihat banyak akun yang bila diperhatikan dari postingannya, mereka sangat membenci satu pihak tertentu baik Karo maupun Batak. Ada akun yang membenci Batak begitu juga sebaliknya, ada akun yang membenci Karo. Dan jika akun-akun tersebut bertemu dalam diskusi pasti akan terjadi keributan di dalam diskusi.

Bahkan pernah juga ada sebuah akun dari suku tetangga yang membagikan sebuah tulisan yang mengklaim sesuatu yang dimiliki oleh suku Karo berasal dari sukunya. Baik itu Merga (Klan) sampai kepada daerah atau tanah ulayat Karo juga diklaim milik sukunya. Tulisan tersebut dipublish ke banyak grup-grup Karo dengan tujuan untuk meracuni atau menyebar informasi palsu ke orang-orang yang masih meraba tentang sejarah yang berhubungan dengan isi tulisan tersebut sehingga mereka dapat dengan mudah ditipu dan akan percaya dengan mudah terhadap isi tulisan tersebut.

Suasana-suasana tersebut di atas sering terjadi pada kurun waktu 2011 sampai 2012, bahkan pada tahun 2013 juga masih ada akun yang saya perhatikan sering memulai keributan di dalam diskusi. Tetapi seiring barjalannya waktu suasana di dalam diskusi mulai berangsur kondusif dan menyenangkan dan akun-akun tersebut banyak yang dikeluarkan oleh admin dari suatu grup.

Dan sekarang ini, menurut pengamatan saya suasana diskusi sudah semakin membaik dan menyenangkan. Sangat jarang kita menemukan akun yang melontarkan postingan berisi hinaan dan cacian pada saat berlangsungnya diskusi. Tapi hal ini bukan berarti tidak ada karena menurut pengalaman saya sebagai admin salah satu grup yang membahas Karo Bukan Batak, masih sering saya menemukan akun-akun bunglon. Seperti namanya akun bunglon akan menyamar dan menggunakan nama serta Merga suku Karo pada saat meminta bergabung ke dalam grup. Setelah permintaannya diterima, akun bunglon tersebut mulai beraksi dan membuat postingan yang akan memancing keributan di dalam grup. Saya kadang tersenyum membaca postingannya dan berpendapat bahwa kepribadiannya masih ababil.

Menanggapi postingan yang memancing keributan, ada juga akun yang tidak dapat mengontrol emosi dan langsung melakukan serangan balik dan berkomentar dengan kata yang kasar. Pada poin ini, tentu si pembuat postingan merasa sangat senang dan mungkin tertawa puas karena ada akun yang terjebak dalam tipu muslihatnya. Tetapi saya sendiri sering menyarankan akun yang bersangkutan untuk lebih banyak membaca dan browsing mengenai tema Karo Bukan Batak. Saya melakukan hal tersebut dengan tujuan untuk menjaga suasana tetap kondusif di dalam grup.

Mengenai keputusan terhadap akun yang memulai keributan, saya jarang mengeluarkan akun yang bersangkutan dari dalam grup karena ingin melihat bagaimana perkembangan kedepannya dalam sebuah diskusi. Tetapi mungkin rekan sesama admin lainnya memutuskan untuk mengeluarkan akun yang bersangkutan karena memulai keributan.

Mungkin hanya ini saja yang dapat saya paparkan mengenai Perkembangan Suasana Dalam Diskusi Karo Bukan Batak. Saran saya, mari kita sebagai pengguna sosial media untuk lebih dan selalu beretika serta saling menghormati di dalam berdiskusi di sosial media sehingga diskusi yang berlangsung kondusif dan menyenangkan. Jangan memaksakan kehendak dan opini kita kepada lawan bicara karena hanya akan menimbulkan keributan.
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment