Mejuah-juah!
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang atau kelompok tertentu, yaitu sebagai
alat untuk berkomunikasi, mengekspresikan perasaan dan beradaptasi dalam
lingkungan sosial.
Bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia yang
memiliki banyak perbedaan baik dari segi agama, suku, ras, adat istiadat
dan budaya dimana masing-masing daerah memiliki bahasa daerah sendiri.
Terkhusus kepada Suku Karo yang merupakan salah satu suku dari
berbagai suku bangsa di Nusantara. Suku Karo juga memiliki bahasa daerah
tersendiri yang disebut Cakap Karo. Suku Karo ini berasal dari Sumatra
Utara termasuk sebagian dari wilayah Aceh dan telah menyebar ke berbagai
belahan dunia.
Bahasa Karo biasanya digunakan di dalam kehidupan sehari-hari
seperti interaksi sosial, kegiatan keagamaan, upacara adat sampai dengan
ritual tertentu.
Tapi sayang, sebagian generasi muda Karo saat ini sepertinya enggan
mempelajari dan menggunakan bahasa nenek moyangnya yang juga merupakan
bahasanya sendiri sebagai seorang Karo di dalam kehidupan sehari-hari.
Sangat menyedihkan memang. Tapi inilah kenyataan. Generasi muda
sekarang jauh lebih mementingkan bahasa Inggris yang notabene berasal
dari luar untuk dipelajari daripada bahasa nenek moyangnya yang juga
merupakan bahasanya sendiri.
Dalam hal ini, kita juga tidak bisa menyalahkan mereka seutuhnya
karena hal ini terjadi mungkin karena faktor lingkungan, kurangnya
perhatian orang tua dalam mengajarkan bahasa daerahnya sendiri, dan
lain-lain.
Tapi, apakah mereka para generasi muda juga punya niat untuk
mempelajari bahasa nenek moyang mereka yang juga merupakan bahasa mereka
sendiri untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Apa jadinya jika hal ini terus berlanjut ke generasi-generasi
mendatang. Mungkin 100 atau 200 tahun lagi bahasa Karo ini akan hilang
ditelan zaman yang secara otomatis juga jati diri dari suku Karo ini
akan hilang.
Hal ini juga akan berpengaruh bagi Indonesia secara umum dimana salah satu aset Nusantara berupa bahasa daerah Karo akan hilang.
Karo tak bisa berbuat apa-apa selain berharap akan kesadaran dari
generasi muda Karo itu sendiri untuk peduli dan ingin melestarikan
warisan budaya dari sukunya.
Adi la kita ise nari?
Bujur.